Moga Menjadi Manfaat

Berharap menjadi Hamba-Nya yang terus menebar kebaikan... Menebar manfaat dan Ilmu... Semoga bisa menjadi amal baik tuk di akhirat nanti... Amin...

Thursday, October 05, 2006

Anak Perlu Bermain

Dewasa ini, banyak sekali kita jumpai anak-anak yang kehilangan waktu bermain karena padatnya jadwal belajar yang harus dilakukannya setiap hari, seperti mengikuti kegiatan belajar di sekolah, mengerjakan PR, belum lagi kalau harus ditambah dengan berbagai les. Praktis waktu anak sudah habis digunakan untuk belajar dan belajar terus. Akibatnya tidak jarang kita jumpai timbul rasa jenuh pada anak, bahkan stress, uring-uringan, mogok sekolah dan sebagainya.

Orangtua seringkali lupa atau tidak menyadari bahwa seorang anak tidak hanya membutuhkan pintar dalam bidang akademik, seperti membaca, menulis dan berhitung. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, ada hal lain yang penting dan dibutuhkan, misalnya bersenang-senang, bertoleransi, berkomunikasi, bersosialisasi dan sebagainya. Hal-hal tersebut tidak bisa didapatkan hanya dengan belajar.

Sebenarnya dalam dunia anak, perbedaan antara kegiatan belajar dan bermain, masih amat tipis. Mereka “hanya” mengenal kegiatan bermain yang sebenarnya juga sekaligus kegiatan belajar baginya. Sehingga tidak heran, kalau anak-anak lebih mudah belajar dengan cara bermain ketimbang dengan cara yang “serius” atau yang bersifat fungsional demi mencapai target atau hasil akhir. Dengan ketrampilan dan pengetahuannya yang masih serba terbatas, anak melakukan aktivitas bermain justru untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya dan mengenal siapa dirinya. Dengan demikian, kegiatan bermain merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang anak di berbagai bidang kehidupannya seperti: fisik, intelektual, emosi dan sosial.

Ciri-ciri aktivitas bermain Hal-hal menonjol yang menjadi ciri dari aktivitas bermain pada anak adalah apabila dalam melakukan kegiatan tersebut anak merasa senang/nikmat, tidak merasa terpaksa, bebas berekspresi dan berimajinasi serta tidak terbebani dengan target atau hasil akhir yang harus dicapai. Bila anak sudah menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ia lakukan bukanlah bermain.

Bermain dan perkembangan fisik Dengan bermain, anak mengasah kekuatan dan ketrampilan fisiknya,seperti mengembangkan kepekaan pengindraan, menguasai ketrampilan motorik kasar dan halus, serta menyalurkan energi fisik yang terpendam. Misalnya pada permainan berguling, melompat, merangkai manik-manik, menyusun puzzle, kejar-kejaran, berenang, dsb.

Bermain dan perkembangan intelektual Bermain membantu anak memahami dunia sekitar. Ia dapat menyelidiki dan menemukan sesuatu, menguji teori mereka, mencoba hubungan sebab akibat dan belajar tentang banyak hal. Fungsi bermain terhadap perkembangan intelektual atau kemampuan berfikir (kognitif) ini misalnya dapat dilihat pada saat anak bermain dengan meraba halusnya sebuah kapas atau kasarnya bulu sikat cucian, dimana dengan ini ia dapat mempelajari konsep kasar dan halus. Melalui pengalaman dan penghayatan anak saat bermain, anak juga akan memperoleh informasi sehingga pengetahuan dan pemahamannya menjadi lebih kaya dan lebih dalam. Selain itu saat bermain anak juga akan mendapat kesempatan untuk menghadapi berbagai persoalan yang harus dipecahkan, membangun kemampuan kognitifnya seperti mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menarik kesimpulan. Dengan bermain, anak juga dapat mengembangkan kemampuannya untuk berkonsentrasi.

Bermain dan perkembangan emosi Melalui kegiatan bermain, anak dapat menumpahkan seluruh perasaannya, seperti: marah, takut, sedih, cemas atau gembira. Dengan demikian, bermain dapat merupakan sarana yang baik untuk pelampiasan emosi, sekaligus relaksasi. Misalnya saja pada saat anak bermain pura-pura atau bermain dengan bonekanya. Selain itu bermain juga dapat memberi kesempatan pada anak untuk merasa kompeten dan percaya diri. Dalam bermain, anak juga dapat berfantasi sehingga memungkinkannya untuk menyalurkan berbagai keinginan-keinginannya yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata ataupun menetralisir berbagai emosi-emosi negatif yang ada pada dirinya seperti rasa takut, marah dan cemas.

Bermain dan perkembangan social Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan sikap sosial, seperti:belajar bekerjasama, menunggu giliran, berbagi,bersikap sportif, dsb. Selain itu dengan bermain anak akan belajar berkomunikasi, belajar berorganisasi, belajar menghargai orang lain dan perbedaan-perbedaan yang ada, serta belajar mencapai keharmonisan dan kompromi dengan orang lain.

Melihat berbagai manfaat yang dapat dicapai dengan bermain, maka sudah seharusnyalah kita sebagai orangtua memberi kesempatan pada anak untuk bermain. Jangan terlalu ambisius dan terobsesi untuk menjadikan anak pintar secara akademik saja, sehingga membebani anak dengan jadwal belajar yang padat, tanpa memberikan kesempatan untuk bermain. Menyadari bahwa dunia anak yang sesungguhnya adalah dunia bermain, maka potensinya akan dapat berkembang dengan optimal bila anak diberikan haknya untuk bermain. Namun demikian, keterlibatan yang tepat dari orangtua masih tetap diperlukan, terutama dalam hal menyediakan sarana permainan yang aman, nyaman dan efektif. Juga dalam hal membangun hubungan emosi yang positif dengan anak, memotivasi dan membimbing anak agar dapat memanfaatkan kegiatan bermainnya seoptimal mungkin serta menyeimbangkan waktunya dalam melakukan kegiatan-kegiatan selain bermain.


Oleh: Dra. Adriani Purbo, Psi. MBA
Sumber : sahabat Nestle

0 Comments:

Post a Comment

<< Home