Bulan-Bulan Pertama Sebagai Ayah
Kegembiraan sebagai ayah baru bisa saja berubah karena benak Anda tersusupi kecemasan dan rasa khawatir. Bagaimana agar rasa bahagia sebagai ayah baru tetap menghuni relung hati Anda?
Wajar saja jika kegembiraan Anda setelah mendapatkan si kecil dihinggapi sejumlah kecemasan dan rasa khawatir. Anda tidak sendiri. Ayah-ayah baru lainnya pun bisa saja memiliki kekhawatiran yang sama. Akankah bayi ini menyukai saya? Akankah saya terlibat dalam kehidupan anak? Akankah saya dapat terlibat dalam pengasuhan seperti yang saya inginkan? Adakah yang harus saya korbankan agar hal itu tercapai?
Mengenal perkembangan anak
Mengenali perkembangan dan pertumbuhan si kecil bisa menjadi langkah pertama yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi berbagai kecemasan. Setidaknya, Anda dapat melakukan sesuatu untuk si kecil sehingga pertanyaan: “Apa yang dapat saya lakukan untuk terlibat dalam pengasuhan si kecil”, terjawab.
Setelah itu, kedekatan Anda dengan si bayi baru bisa membuat Anda dicintainya. Apa yang dapat Anda lakukan? Sentuh atau gendonglah si kecil sesering mungkin, bukan hanya ketika Anda merasa wajib membantunya. Misalnya, ketika ia menangis karena lapar dan haus atau basah karena mengompol.
Namun wajar-wajar saja jika pada awalnya Anda khawatir menggendong si kecil. Pada usia 1 bulan tubuh si kecil memang tampak sangat rapuh. Tidak sedikit ayah yang enggan menggendong bayi kecilnya karena takut tangan besarnya menyakiti bayi, misalnya. Untuk ini, kumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai cara menggendong bayi yang tepat. Ada baiknya Anda lakukan hal ini jauh hari sebelum kelahiran bayi.
Saat menggendong atau memandanginya, coba perhatikan ada berbagai refleks ditunjukkan bayi Anda pada bulan-bulan awal hidupnya. Refleks-refleks tersebut adalah refleks mengisap, re fleks menggenggam, refleks Moro, refleks menghentak dan refleks otot leher. Anda dapat mempergunakan ciri khas ini untuk memberikan stimulus yang sesuai.
Perkembangan lain yang perlu Anda ketahui adalah, dari sisi persepsi sensori, bayi mampu memfokuskan pandangan pada objek yang terletak di depannya dalam waktu yang singkat. Ia juga mampu merespons suara dengan menangis atau diam. Ia juga senang melihat warna yang kontras seperti hitam dan putih.
Sedangkan dari sisi psikologis, bayi akan sangat responsif dan gembira melihat dan mendengar pengasuh utamanya. Yaitu, ibunya, Anda sebagai ayahnya, atau pun si pengasuh. Buah hati Anda akan tenang saat diangkat dari tempat tidurnya, misalnya. Ayah dapat menggunakan kesempatan ini untuk membina kedekatan dengan buah hatinya.
Hari-hari si kecil
Bayi baru lahir umumnya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Ayah tak perlu khawatir jika bayi mengeluarkan suara yang cukup keras dalam beberapa waktu selama tidur.
Selain itu, hari-hari si kecil diwarnai tangisnya. Menangis memang merupakan cara bayi berkomunikasi. Bersama pasangan Anda dapat mengenali berbagai jenis tangisnya. Kapan tangis yang berarti lapar, minta dikeringkan dari ompolnya, atau hanya ingin ditimang.
Tak kalah penting adalah membantu pasangan mengenal proses sekresi dan perasaannya yang tak stabil. Mengingat makan atau minumnya belum berjadwal khusus, sekresi juga tak dapat dipastikan. Perasaannya pun demikian, semenit tenang, kooperatif dan kemudian berteriak pada menit berikutnya.
Memijat bayi dapat pula Anda lakukan. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagaimana ditulis situs infantmassage, keterlibatan ayah dalam memberikan pengalaman perabaan pada bayi baru lahir melalui memijat bertambah. Jadi, ayah tak lagi hanya bisa mengganti diaper , memberi susu botol, memandikan, memeluk dan mengayun bayinya.
Mengenal si kecil membantu Anda dekat dengannya dan sekaligus bersama-sama pasangan terlibat dalam pengasuhan. Anda akan melihat dan menemukan kegembiraan yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya pada bayi Anda, istri dan Anda sendiri.
Fakta
Bila ibu lebih khawatir akan isu yang fungsional seperti perut yang nampak jelek setelah melahirkan atau jadwal menyusui, ayah lebih khawatir dengan penampilan bayi. Seperti: “Mengapa bayi saya berjerawat mukanya? Mengapa kulit kepala bayi saya mengelupas?”
Sumber : Ayah Bunda
Wajar saja jika kegembiraan Anda setelah mendapatkan si kecil dihinggapi sejumlah kecemasan dan rasa khawatir. Anda tidak sendiri. Ayah-ayah baru lainnya pun bisa saja memiliki kekhawatiran yang sama. Akankah bayi ini menyukai saya? Akankah saya terlibat dalam kehidupan anak? Akankah saya dapat terlibat dalam pengasuhan seperti yang saya inginkan? Adakah yang harus saya korbankan agar hal itu tercapai?
Mengenal perkembangan anak
Mengenali perkembangan dan pertumbuhan si kecil bisa menjadi langkah pertama yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi berbagai kecemasan. Setidaknya, Anda dapat melakukan sesuatu untuk si kecil sehingga pertanyaan: “Apa yang dapat saya lakukan untuk terlibat dalam pengasuhan si kecil”, terjawab.
Setelah itu, kedekatan Anda dengan si bayi baru bisa membuat Anda dicintainya. Apa yang dapat Anda lakukan? Sentuh atau gendonglah si kecil sesering mungkin, bukan hanya ketika Anda merasa wajib membantunya. Misalnya, ketika ia menangis karena lapar dan haus atau basah karena mengompol.
Namun wajar-wajar saja jika pada awalnya Anda khawatir menggendong si kecil. Pada usia 1 bulan tubuh si kecil memang tampak sangat rapuh. Tidak sedikit ayah yang enggan menggendong bayi kecilnya karena takut tangan besarnya menyakiti bayi, misalnya. Untuk ini, kumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai cara menggendong bayi yang tepat. Ada baiknya Anda lakukan hal ini jauh hari sebelum kelahiran bayi.
Saat menggendong atau memandanginya, coba perhatikan ada berbagai refleks ditunjukkan bayi Anda pada bulan-bulan awal hidupnya. Refleks-refleks tersebut adalah refleks mengisap, re fleks menggenggam, refleks Moro, refleks menghentak dan refleks otot leher. Anda dapat mempergunakan ciri khas ini untuk memberikan stimulus yang sesuai.
Perkembangan lain yang perlu Anda ketahui adalah, dari sisi persepsi sensori, bayi mampu memfokuskan pandangan pada objek yang terletak di depannya dalam waktu yang singkat. Ia juga mampu merespons suara dengan menangis atau diam. Ia juga senang melihat warna yang kontras seperti hitam dan putih.
Sedangkan dari sisi psikologis, bayi akan sangat responsif dan gembira melihat dan mendengar pengasuh utamanya. Yaitu, ibunya, Anda sebagai ayahnya, atau pun si pengasuh. Buah hati Anda akan tenang saat diangkat dari tempat tidurnya, misalnya. Ayah dapat menggunakan kesempatan ini untuk membina kedekatan dengan buah hatinya.
Hari-hari si kecil
Bayi baru lahir umumnya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Ayah tak perlu khawatir jika bayi mengeluarkan suara yang cukup keras dalam beberapa waktu selama tidur.
Selain itu, hari-hari si kecil diwarnai tangisnya. Menangis memang merupakan cara bayi berkomunikasi. Bersama pasangan Anda dapat mengenali berbagai jenis tangisnya. Kapan tangis yang berarti lapar, minta dikeringkan dari ompolnya, atau hanya ingin ditimang.
Tak kalah penting adalah membantu pasangan mengenal proses sekresi dan perasaannya yang tak stabil. Mengingat makan atau minumnya belum berjadwal khusus, sekresi juga tak dapat dipastikan. Perasaannya pun demikian, semenit tenang, kooperatif dan kemudian berteriak pada menit berikutnya.
Memijat bayi dapat pula Anda lakukan. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagaimana ditulis situs infantmassage, keterlibatan ayah dalam memberikan pengalaman perabaan pada bayi baru lahir melalui memijat bertambah. Jadi, ayah tak lagi hanya bisa mengganti diaper , memberi susu botol, memandikan, memeluk dan mengayun bayinya.
Mengenal si kecil membantu Anda dekat dengannya dan sekaligus bersama-sama pasangan terlibat dalam pengasuhan. Anda akan melihat dan menemukan kegembiraan yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya pada bayi Anda, istri dan Anda sendiri.
Fakta
Bila ibu lebih khawatir akan isu yang fungsional seperti perut yang nampak jelek setelah melahirkan atau jadwal menyusui, ayah lebih khawatir dengan penampilan bayi. Seperti: “Mengapa bayi saya berjerawat mukanya? Mengapa kulit kepala bayi saya mengelupas?”
Sumber : Ayah Bunda
0 Comments:
Post a Comment
<< Home