Ayah, Ekspresikan Perasaanmu!
Bapak-bapak sadarilah. Mengekspresikan perasaan pada si anak itu sangat penting buat dia. Jangan terlalu cool atau jaga gengsi.
Mungkin Anda suka film silat atau film western yang dibintangi Clint Eastwood. Sang hero selalu kelihatan tenang dan jarang bicara, bahkan dingin. Mungkin Anda merasa seperti itulah seorang laki-laki harusnya bersikap, bahkan terhadap keluarga, termasuk pada anak.
Anggapan ini kuno, klise dan keliru. Emosi Anda bermanfaat bagi perkembangan jiwa si kecil. Dan pada akhirnya, ini juga baik bagi Anda.
Anak pasti mencontoh
Jauhkan tokoh fiktif ala Clint Eastwood. Soalnya, selain konyol, Anda harus tahu Anda pun akan ditiru oleh anak. Kalau Anda terlalu sering bersikap hening dan angker di rumah (belum lagi kalau berhilir mudik sambil merokok dan mengenakan topi koboi) hanya karena ingin kelihatan kuat atau berwibawa, anak Anda tidak akan bisa mengelola perasaanya sendiri. Tidak bisa dihindari, orang tua adalah faktor yang paling berpengaruh.
Karena itu, rilekslah. Perlihatkan pada keluarga, tentunya dalam batas kewajaran, segala perasaan Anda. Biarkan si kecil tahu kalau Anda sedang gembira, sedikit kesal atau pun mungkin sedih. Sebenarnya, yang lebih penting adalah biarkan si kecil tahu bahwa Anda dapat mengelola perasaan Anda.
Dengan begitu, si kecil pun akan dapat belajar berempati. Kalau Anda katakan tadi sempat kesal di kantor, mungkin akan timbul insipirasinya untuk menghibur Anda.
Harus proporsional
Walaupun kebiasaan mengekspresikan perasaan akan sangat bermanfaat bagi si kecil, tapi Anda harus proporsional. Apakah Anda termasuk orang yang kalau sedang bad mood , seluruh rumah harus ikut merasakannya, seperti dikisahkan seorang anak laki-laki dalam buku A Man's Guide To Raising Kids karya Michael Grose , penulis dan pembicara kondang soal masalah keluarga di Australia. Kalau hal ini berlangsung secara intens, tak terbayangkan bagaimana pertumbuhan emosi anak-anak Anda.
Begitupun sebaliknya, kalau kehidupan keluarga Anda hanya diisi dengan canda dan tawa, apa jadinya dengan penerapan disiplin, misalnya? Sekali-sekali, Anda perlu marah juga, bukan?
Apa pun bentuk ungkapan perasaan ayah, belajar mengekspresikan perasaan adalah hal yang sangat penting dipahami anak. Yang jelas, bagaimana cara Anda mengelola perasaan, membantu anak mengelola kesedihan, kemarahan dan kegembiraan yang dialaminya. Jadi, dari sekarang jauhilah fantasi Clint Eastwood Anda.
Bagaimana Ungkapkan Emosi?
Membelai halus pundak si kecil membuat anak rileks, nyaman dan merasa dicintai. Hingga dewasa, anak selalu merindukan belaian ini dan sampai kapan pun sensasi juga akan Anda nikmati.
Biasakanlah bercerita dengan bahasa yang dimengerti anak, tentang apa yang Anda alami di kantor dan bagaimana Anda mengelola perasaan Anda.
Sumber : Ayah Bunda
Mungkin Anda suka film silat atau film western yang dibintangi Clint Eastwood. Sang hero selalu kelihatan tenang dan jarang bicara, bahkan dingin. Mungkin Anda merasa seperti itulah seorang laki-laki harusnya bersikap, bahkan terhadap keluarga, termasuk pada anak.
Anggapan ini kuno, klise dan keliru. Emosi Anda bermanfaat bagi perkembangan jiwa si kecil. Dan pada akhirnya, ini juga baik bagi Anda.
Anak pasti mencontoh
Jauhkan tokoh fiktif ala Clint Eastwood. Soalnya, selain konyol, Anda harus tahu Anda pun akan ditiru oleh anak. Kalau Anda terlalu sering bersikap hening dan angker di rumah (belum lagi kalau berhilir mudik sambil merokok dan mengenakan topi koboi) hanya karena ingin kelihatan kuat atau berwibawa, anak Anda tidak akan bisa mengelola perasaanya sendiri. Tidak bisa dihindari, orang tua adalah faktor yang paling berpengaruh.
Karena itu, rilekslah. Perlihatkan pada keluarga, tentunya dalam batas kewajaran, segala perasaan Anda. Biarkan si kecil tahu kalau Anda sedang gembira, sedikit kesal atau pun mungkin sedih. Sebenarnya, yang lebih penting adalah biarkan si kecil tahu bahwa Anda dapat mengelola perasaan Anda.
Dengan begitu, si kecil pun akan dapat belajar berempati. Kalau Anda katakan tadi sempat kesal di kantor, mungkin akan timbul insipirasinya untuk menghibur Anda.
Harus proporsional
Walaupun kebiasaan mengekspresikan perasaan akan sangat bermanfaat bagi si kecil, tapi Anda harus proporsional. Apakah Anda termasuk orang yang kalau sedang bad mood , seluruh rumah harus ikut merasakannya, seperti dikisahkan seorang anak laki-laki dalam buku A Man's Guide To Raising Kids karya Michael Grose , penulis dan pembicara kondang soal masalah keluarga di Australia. Kalau hal ini berlangsung secara intens, tak terbayangkan bagaimana pertumbuhan emosi anak-anak Anda.
Begitupun sebaliknya, kalau kehidupan keluarga Anda hanya diisi dengan canda dan tawa, apa jadinya dengan penerapan disiplin, misalnya? Sekali-sekali, Anda perlu marah juga, bukan?
Apa pun bentuk ungkapan perasaan ayah, belajar mengekspresikan perasaan adalah hal yang sangat penting dipahami anak. Yang jelas, bagaimana cara Anda mengelola perasaan, membantu anak mengelola kesedihan, kemarahan dan kegembiraan yang dialaminya. Jadi, dari sekarang jauhilah fantasi Clint Eastwood Anda.
Bagaimana Ungkapkan Emosi?
Membelai halus pundak si kecil membuat anak rileks, nyaman dan merasa dicintai. Hingga dewasa, anak selalu merindukan belaian ini dan sampai kapan pun sensasi juga akan Anda nikmati.
Biasakanlah bercerita dengan bahasa yang dimengerti anak, tentang apa yang Anda alami di kantor dan bagaimana Anda mengelola perasaan Anda.
Sumber : Ayah Bunda
0 Comments:
Post a Comment
<< Home