Moga Menjadi Manfaat

Berharap menjadi Hamba-Nya yang terus menebar kebaikan... Menebar manfaat dan Ilmu... Semoga bisa menjadi amal baik tuk di akhirat nanti... Amin...

Sunday, November 05, 2006

Tak Mau Berhenti Ngempeng

Empeng memang membantu Anda menenangkan anak. Namun empeng dapat berdampak negatif jika si kecil terlanjur tergantung menggunakannya.

Arsya menyesal membelikan Ario empeng ketika putranya masih bayi. Waktu itu, menurut mertuanya, empeng sangat efektif untuk membendung tangisan bayi. Arsya, yang kala itu termasuk ibu baru, memang cukup panik mendengar tangisan Ario yang bertubi-tubi.
Empeng yang dibelikannya itu kini seakan-akan melekat erat pada mulut anaknya, hingga kini Ario hampir berusia 2 tahun. Keengganan Ario melepas empeng kesayangannya membuat ibu muda ini panik. Bagaimana agar anak semata wayangnya ini mau melupakan empeng nya?

Ada untung ruginya
Dalam buku What to Expect The Toddler Years karangan Arlene Eisenberg, Heidi E. Murkoff dan Sandee E. Hathaway, disebutkan mengenai perdebatan untung-rugi penggunaan empeng bagi anak. Beberapa penelitian menyebutkan, penggunaan empeng justru dianjurkan bagi bayi-bayi prematur maupun bayi-bayi yang kerap terserang kolik. Tujuannya, untuk menenangkan mereka.
Di sisi lain, penggunaan empeng dalam jangka panjang dapat merusak struktur mulut dan posisi gigi geligi bayi. Bahkan terkadang penggunaan empeng yang terlalu lama dapat menimbulkan masalah bagi kemampuan berbicara si kecil. Padahal, empeng merupakan alat yang sangat digemari para ibu untuk membantu menenangkan bayi-bayi mereka. Sehingga, tidak sedikit ibu yang membeli benda itu bagi buah hatinya. Apalagi, empeng maupun dot kini bentuknya dibuat sedemikian rupa disesuaikan struktur bentuk mulut anak. Namun, bagaimana sebaiknya?

Atasi jika berkelanjutan
Pada dasarnya pilihan untuk memakaikan empeng pada si kecil yang masih bayi sangat tergantung pada Anda. Bagaimana pandangan Anda terhadap pemakaian empeng ini pada anak, serta bentuk empeng seperti apa yang Anda pilihkan baginya.
Namun mendekati usia anak yang kedua, sebaiknya ia tidak tergantung lagi pada empeng. Jika si kecil terlanjur tergantung pada empeng dan Anda akan segera mengakhirinya, berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba:


1.Ketergantungan anak pada empeng karena perasaan cemasnya. Karena cemas, ia mencari pelampiasan dengan cara mengempeng. Karenanya, cobalah memberi perhatian dan cinta yang cukup bagi si kecil. Hal ini akan membuatnya merasa nyaman dan aman bersama Anda.

2.Cobalah mengalihkan perhatian anak dari empeng. Misalnya, dengan mengajaknya menyanyi, bercerita, bercanda atau pun bermain ketika anak teringat empeng nya.

3.Ketika anak merasa lapar atau lelah, ia biasanya mengatasinya dengan cara yang dikenal sebelumnya, yaitu mengempeng. Karenanya, hindari si kecil merasa lapar atau lelah.

4.Tegakan disiplin dengan konsisten. Katakan dengan tegas pada anak bahwa ia sudah terlalu besar untuk memakai empeng. Negosiasikan kapan ia mau melepaskan empeng . Kemudian, cobalah konsisten terhadap waktu yang telah ditetapkan anak sendiri bersama Anda untuk tidak lagi mengempeng.

5.Anda berkesempatan mendorong si kecil melepas empeng saat empeng nya sobek atau rusak dan sudah waktunya dibuang. Tegaskan bahwa Anda tidak membelikannya yang baru karena ia sudah cukup besar untuk terus menggunakan empeng . Jika cara ini yang dipakai, Anda harus siap menggantinya dengan perhatian Anda yang lebih besar. Atau, memberinya berbagai kegiatan agar si kecil cepat melupakan empeng nya
.

Sumber : Ayah Bunda Online

Cara Tepat Menggendong Bayi

Setelah 9 bulan merasakan hangatnya suasana dalam kandungan bunda, tubuh bayi baru lahir masih terus membutuhkan kehangatan tersebut. Menggendong dan memeluknya adalah cara tepat untuk menggantikan semua itu.

Menggendong bayi baru tampaknya gampang, tapi bisa juga merepotkan bagi yang tak biasa. Misalnya, tangan mana dulu yang sebaiknya menyentuh si kecil? Bagian mana dari tubuhnya yang perlu disangga? Kapan Anda dapat mengangkatnya? Jangan khawatir! Ikuti saja cara-cara berikut ini. Ditanggung Anda langsung mahir menggendong si buah hati!

• Ketika bayi Anda telentang di atas tempat tidur, sisipkan salah satu telapak tangan (tangan kiri, misalnya) di punggung dan bokongnya. Kemudian, sisipkan telapak tangan kanan Anda ke belakang leher dan kepalanya.
• Angkat si kecil secara perlahan. Seluruh tubuhnya tersangga dengan baik dan kepalanya tidak akan berputar karena sudah disangga oleh tangan kanan Anda.
• Dengan hati-hati, pindahkan kepalanya ke bagian dalam siku atau bagian dalam lengan Anda. Dalam keadaan ini, bayi merasa nyaman karena kepala, leher dan seluruh tubuhnya tersangga dengan baik.
• Untuk memeluk bayi dan menyandarkannya ke bahu Anda, sangga leher dan kepalanya dengan tangan yang lebih bebas (tidak menyangga leher dan kepala), lalu pindahkan posisi bayi menyandar ke bahu. Sangga berat badannya dengan cara meletakkan telapak tangan di bokongnya. Jaga kepala dan lehernya yang masih lemah dengan telapak tangan yang lain.


Sumber : Ayah Bunda Online