Moga Menjadi Manfaat

Berharap menjadi Hamba-Nya yang terus menebar kebaikan... Menebar manfaat dan Ilmu... Semoga bisa menjadi amal baik tuk di akhirat nanti... Amin...

Wednesday, November 08, 2006

Akhlaq & Aqidah Istri Idaman

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang berjudul "Istri Idaman Karir Wanita Mulia". Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan sedikit mengenai akhlaq bagi seorang Istri dari kalangan kaum muslimin yang mencari kemulian sejati. Semoga kaum muslimah yang membaca artikel ini tersentuh nuraninya dan memperoleh jalan hidayah mana kala selama ini telah terjatuh dalam jurang kenistaan dan jebakan-jebakan musuh Islam.Seorang isteri idaman harus memahami arti pentingnya aqidah islamiyah yang shahihah, karena sah tidaknya suatu amal tergantung kepada benar dan tidaknya aqidah seseorang. Isteri idaman adalah sosok yang selalu bersemangat dalam menuntut ilmu agama sehingga dia dapat mengetahui ilmu-ilmu syar'i baik yang berhubungan dengan aqidah, akhlak maupun dalam hal muamalah sebagaimana semangatnya para shahabiyah dalam menuntut ilmu agama Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk menghilangkan kebodohan mereka dan beribadah kepada Allah di atas cahaya ilmu.

Sebagaimana riwayat dibawah ini: Dari Abu Said Al Khudri dia berkata: Pernah suatu kali para wanita berkata kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari untuk kami, Nabi pun menjanjikan satu hari dapat bertemu dengan mereka, kemudian Nabi memberi nasehat dan perintah kepada mereka. Salah satu ucapan beliau kepada mereka adalah: "Tidaklah seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga anaknya, kecuali mereka sebagai penghalang baginya dari api nereka. Seorang wanita bertanya: "Bagaimana kalau hanya dua?" Beliau menjawab: "Juga dua." (HR. Al-Bukhari No 1010) Seorang isteri yang aqidahnya benar akan tercermin dalam tingkah lakunya misalnya:
Dia hanya bersahabat dengan wanita yang baik.
Selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Rabbnya.
Bisa menjadi contoh bagi wanita lainnya.

Akhlak Isteri Idaman.
Berusaha berpegang teguh kepada akhlak-akhlak Islami yaitu: Ceria, pemalu, sabar, lembut tutur katanya dan selalu jujur.
Tidak banyak bicara, tidak suka merusak wanita lain, tidak suka ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba).
Selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan isteri suaminya yang lain (madunya) jika suaminya mempunyai isteri lebih dari satu.
Tidak menceritakan rahasia rumah tangga, diantaranya adalah hubungan suami isteri ataupun percekcokan dalam rumah tangga. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya di antara orang yang terburuk kedudukan-nya disisi Allah pada hari kiamat yaitu laki-laki yang mencumbui isterinya dan isteri mencumbui suaminya kemudian ia sebar luaskan rahasianya." (HR. Muslim 4/157)

Isteri idaman di rumah suaminya
Membantu suaminya dalam kebaikan. Merupakan kebaikan bagi seorang isteri bila mampu mendorong suaminya untuk berbuat baik, misalnya mendo-rong suaminya agar selalu ihsan dan berbakti kepada kedua orang tuanya, sebagaimana firman Allah Ta'ala, yang artinya: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah." (Al Ahqaf 15)
Membantunya dalam menjalin hubungan baik dengan saudara-saudaranya.
Membantunya dalam ketaatan.
Berdedikasi (semangat hidup) yang tinggi.
Ekonomis dan pandai mengatur rumah tangga.
Bagus didalam mendidik anak.
Penampilan:Di dalam rumah, seorang isteri yang shalehah harus selalu memperhatikan penampilannya di rumah suaminya lebih-lebih jika suaminya berada di sisinya maka Islam sangat menganjurkan untuk berhias dengan hal-hal yang mubah sehingga menyenangkan hati suaminya.Jika keluar rumah, seorang isteri yang sholehah harus memperhati-kan hal-hal berikut: Harus minta izin suami, Harus menutup aurat dan tidak menampakkan perhiasannya, Tidak memakai wangi-wangian, Tidak banyak keluar kecuali untuk tujuan syar'i atau keperluan yang sangat mendesak.

Sumber : media Muslim Info

Istri Idaman Karir wanita Mulia

Sungguh kaum wanita telah melewati suatu masa yang mana mereka ditempatkan pada posisi yang tidak layak, tidak proporsional dan sangat memilukan, tidak ada perlindungan bagi mereka, hak-hak mereka dihancurkan, kemauan mereka dirampas, jiwa mereka dibelenggu, bahkan saat itu mereka berada pada posisi yang amat rendah dan hina. Pada zaman Romawi seorang suami bisa menetapkan hukuman mati kepada istrinya jika suaminya menghendaki, bangsa Romawi menganggap bahwa wanita adalah sama dengan harta dan perabot rumah tangga, sementara bangsa Yahudi menganggap wanita adalah najis atau kotor, dan yang lebih buruk lagi adalah sikap orang Nashrani yang mempertanyakan keberadaan wanita, apakah wanita itu manusia yang memiliki jiwa atau tidak?! Yang pada akhirnya perlakuan buruk ini mencapai puncaknya dengan menganggap wanita sebagai sumber keburukan, di mana wanita dikubur hidup-hidup, sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa Arab Jahiliah.

Setelah melalui berbagai macam kebiadaban dan perlakuan pahit sepanjang masa, muncullah cahaya Islam yang menempatkan wanita pada posisi yang adil untuk melindungi kehormatan mereka. Islam memberikan hak-hak wanita secara sempurna tanpa dikurangi, juga meninggikan derajat wanita yang masa sebelumnya mereka dihinakan dan direndahkan sepanjang sejarah. Islam memproklamirkan bahwa wanita adalah manusia sempurna, memberikan hak-haknya secara wajar dan manusiawi serta menjaga mereka agar tidak dijadikan pelampiasan syahwat belaka yang diperlakukan seperti binatang. Islam menjadikan wanita sebagai unsur yang memegang peranan penting dalam membangun masyarakat yang beradab. Untuk mencapai tujuan itu, Islam menjadikan kasih sayang antara suami dan isteri sebagai penjaga kelangsungan hidup berumah tangga. Kecintaan dan kasih sayang seorang wanita kepada suaminya merupakan bukti adanya karakter yang kuat dari sifat alamiah yang ada pada dirinya, sehingga hal itu akan menghindarkan dirinya dari berselingkuh atau mencari perhatian laki-laki lain.

Diantara kebahagian seorang suami adalah dikaruniainya isteri yang shalehah sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalehah, jika engkau memandangnya maka engkau kagum kepadanya, dan jika engkau pergi darinya (tidak berada di sisinya) engkau akan merasa aman atas dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia melontarkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi darinya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu." (HR. Ibnu Hibban dan lainnya dalam As-Silsilah ash-Shahihah hadits 282)

Dalam sabdanya yang lain, yang artinya: "Dan isteri shalehah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-sebaik (harta) yang disimpan manusia." (HR. Baihaqi dalam Syu'abul Iman, Shahihul jami' 4285)

Oleh karena itu isteri shalehah adalah idaman bagi setiap suami shaleh di setiap waktu dan tempat. Isteri idaman dia adalah wanita mukminah, wanita shalehah yang jiwanya sebagai cerminan ilmu syar'i yang hanif, aqidahnya murni, akhlaknya agung, dan perangainya baik, untuk mendapatkannya harus diperhatikan hal-hal berikut:

Cara memilih isteri idaman
Memilih wanita karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "Wanita itu dinikahi karena empat hal: Hartanya, keturunannya, kecantikan-nya dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tangan-mu akan berdebu (miskin merana)." (HR.Al-Bukhari, Fathul Bari 9/132)

Dengan memilih wanita yang berasal dari lingkungan yang baik dan karakter yang benar-benar shalehah maka akan menghasilkan ketenangan dalam hidup berumah tangga. Karena adat kebiasaan dan gaya hidup suatu kaum sangat berpengaruh terhadap kepribadiannya.

Diutamakan yang gadis sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "(Nikahilah)gadis-gadis sesungguhnya mereka lebih banyak keturunannya, lebih manis tutur katanya dan lebih menerima dengan sedikit(qanaah). dan dalam riwayat lain "Lebih sedikit tipu dayanya". (HR.Ibnu Majah No.1816 dan dalam As Silsilah ash Shahihah , hadits No.623)Diutamakan wanita yang subur atau tidak mandul, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "Kawinilah wanita yang penuh cinta dan yang subur peranakannya. Sesung-guhnya aku bangga dengan banyaknya jumlah kalian di antara para nabi pada hari kiamat." (HR. Imam Ahmad 3/245 dari Anas, dikatakan dalam Irwaul Ghalil hadits ini shahih) Bersambung pada Artikel: Akhlaq & Aqidah Istri Idaman

Sumber : Media Muslim Info

Mukminah yang senantiasa sadar

Seseorang yang beriman kepada Alloh ‘Azza wa Jalla akan memiliki kepekaan yang muncul dari keimanannya kepada Alloh ‘Azza wa Jalla. Satu hal yang membedakan wanita muslimah adalah imannya yang mendalam kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan keyakinannya bahwa apapun peristiwa yang terjadi di alam ataupun pada diri manusia, semuanya karena qadha' dan takdir Alloh ‘Azza wa Jalla. Tentunya keyakinan seperti ini akan melahirkan suatu sikap yang benar, yaitu sebuah keyakinan bahwa semua musibah yang menimpa manusia bukan dimaksudkan untuk mencelakakan manusia.

Semua kejadian dan musibah yang terjadi atas pengetahuan dan izin dari Alloh ‘Azza wa Jalla. Kewajiban manusia adalah berusaha meniti jalan kebaikan/kebenaran, mencari faktor-faktor yang dapat mendatangkan amal shalih, bertawakkal dan menyerahkan seluruh urusan kepadaNya.

Kisah Hajar, sebuah kisah mengenai keyakinan seorang wanita yang teguh dalam keimanannya. Kisah Hajar, istri Nabi Ibrahim dan ibunda Ismail. Ia pernah ditinggalkan di Mekkah (dekat Baitullah) dan pada saat itu lembah tersebut tidak ada orang, tidak ada tanaman dan juga tidak ada air. Ia hanya ditemani oleh putranya yang masih bayi dan masih menyusu, Ismail dan juga satu kantong kurma dan satu wadah kulit yang berisi air. Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim “Alloh-kah yang menyuruh engkau berbuat seperti ini wahai Ibrahim?”. Ibrahim menjawab “Benar”, Hajar berkata “Kalau begitu ia tidak akan menyia-nyiakan kami”. Coba kita simak ketika Hajar mengetahui bahwa tindakan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim merupakan perintah dari Alloh, dan ia sangat yakin bahwa Alloh ‘Azza wa Jalla tidak akan mencelakakan dirinya bahkan akan memberikan perlindungan kepadanya. Kisah keteguhan Hajar ini dikenang terus oleh seluruh manusia ketika melakukan ibadah haji dan umrah, yaitu pada saat sa'i dari shafa ke marwa sebanyak 7 kali.

Lihatlah keyakinan Hajar terhadap keputusan dan perintah Alloh ‘Azza wa Jalla. Ia menerima apa yang diperintahkan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla. Ketika mendengar perintah dari Alloh ia langsung menerima, tunduk dan taat terhadap perintah Alloh tersebut, sami'na wa ato'na, tanpa ada keraguan sedikit pun. Perintah yang Alloh ‘Azza wa Jalla berikan kepada Hajar sangatlah berat. Bayangkan saja, Ia ditinggalkan di sebuah lembah kering, tandus, tak berpenghuni seorang diri bersama bayinya. Jika hal ini terjadi kepada kita, sangatlah sulit bertahan dalam kondisi seperti itu. Lihatlah perintah Alloh ‘Azza wa Jalla kepada wanita muslimah di zaman sekarang. Tidak sesulit apa yang diperintahkan kepada Hajar. Apakah kita masih tetap enggan untuk melaksanakan perintahNya??.

Terdapat sebuah kisah lagi berkaitan dengan keteguhan iman seorang wanita. Kisah ini berasal dari Abdullah bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya dari kakeknya. Seorang wanita yang tidak mau mencampur susu (barang dagangannya) dengan air, karena perbuatan tersebut adalah tercela dan Amirul-Mukminin (Umar bin Khattab) mengumumkan keputusan tidak boleh mencampur susu dengan air. Ia tidak mau menaatinya di saat ramai dan mendurhakainya di saat sepi, padahal yang memerintahkannya untuk mencampur susu adalah ibunya sendiri. Namun ia tetap pada pendiriannya. Ternyata Umar mendengar percakapan kedua wanita ini, kemudian khalifah menyuruh Aslam untuk menyelidiki mereka berdua. Aslam melaporkan bahwa wanita yang tidak mau mencampurkan susu dengan air itu adalah seorang gadis dan yang berbicara dengannya adalah ibunya. Maka Umar memanggil anaknya dan menawarkan kepada mereka siapa diantara mereka yang mau memperistri gadis ini. Akhirnya Ashim lah yang bersedia memperistri gadis tersebut karena memang dia belum beristri. Lalu Umar mengirim utusan dan menikahlah mereka, dari pernikahan mereka lahirlah seorang putri dan dari putri ini lahirlah Umar bin Abdul Aziz. Yang merupakan cicit dari Umar bin Khattab.

Dari kisah ini kita dapat melihat bagaimana teguhnya keyakinan seorang gadis. Ia tidak mau menuruti perintah ibunya karena memang perintah sang ibu tidak patut untuk ditaati yaitu mancampur susu dengan air.

Imam Ibnu Qoyyim pernah menyatakan bahwa syariat Islam dibangun di atas kemaslahatan bagi diri orang yang mengamalkannya dan bersifat abadi, dapat dilaksanakan olah siapa saja dan kapan saja.

Terkadang dalam menjalankan syariat kita tidak perlu lebih jauh mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa suatu syariat diperintah oleh Alloh ‘Azza wa Jalla. Namun ketaatan-lah yang diperlukan dalam menjalankan syariat. Para sahabat ketika suatu syariat diturunkan dan diperintahkan untuk dijalankan tidak pernah mempermasalahkan kenapa syariat tersebut diturunkan, namun yang mereka tanyakan adalah bagaimana cara melaksanakan syariat tersebut. Maka demikian pula hendaknya dengan kita.

Akidah wanita muslimah yang ditegakkan diatas keimanan kepada Alloh ‘Azza wa Jalla akan selalu lurus, bersih dan suci dan tidak akan terlumuri kebodohan, khurafat dan keraguan. Firman Alloh ‘Azza wa Jalla, yang artinya: “Katakanlah 'Siapakah yang ditanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu, sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat melindungi dari (adzab)Nya jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab 'Kepunyaan Alloh'. Katakanlah '(kalau demikian) maka dari jalan manakah kalian ditipu?' “ (QS: Al-Mukminun: 88-89)

Wanita muslimah akan melihat hakikat kehidupan sebagai tempat ujian dan menentukan pilihan. “Katakanlah 'Allohlah yang menghidupkan kalian kemudian mematikan kalian, setelah itu mengumpulkan kalian pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui'”

“Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS: Al-Mukminun: 115)

“Mahasuci Alloh yang di Tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikannya mati dan hidup supayaDia menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS: Al-Mulk: 1-2)

Wanita muslimah juga sangat yakin bahwa segala amal yang dilakukannya akan dibalas di akhirat nanti. Timbangan hisab di hari akhir nanti benar-benar teliti dan tidak lolos dari perhatian Alloh walaupun sebesar biji sawi.

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan” (QS: Al-Anbiya': 47)

Ditulis Oleh Suparlin Abdurrohman
Sumber : Media Muslim Info

Problematika wanita Pekerja

Wanita karir, dalam segala levelnya, kian hari kian mewabah. Dari posisi pucuk pimpinan negara, top executive, hingga kondektur bus bahkan tukang becak. Hingga kini boleh dibilang nyaris tidak ada jenis profesi yang belum terambah kaum hawa.Nampaknya, wanita telah meninggalkan kehidupannya yang khas pada era agraris. Pada era tersebut ia adalah makhluk rumah sejati. Ia mengasuh anak-anaknya dengan setia, juga berperan dalam perekonomian keluarga dengan aktivitas di ladang-ladang tradisional seputar rumahnya.

Dalam mitos pertanian, wanita adalah petani pertama di muka bumi ini. Sang suami, berkelana dari hutan ke hutan, padang ke padang untuk berburu binatang. Ketika binatang-binatang tertentu ternyata diketahui dapat dipelihara dan diternakkan maka pertanian dikembangkan secara intensif. Wanita pun masih tak beranjak dari posisinya. Mereka tahu kapan menemui suami di ladang, menyusui anak, dan kapan harus menanak nasi dirumah. Dan yang khas, mereka tidak pernah bekerja pada suami orang lain.

Materialisme yang subur pada masa Renaissance telah menggiring manusia pada era industrialisasi. Pandangan baru ini melihat wanita dan laki-laki sama saja kodratnya, yakni sebagai faktor produksi. Hanya saja dengan dilatarbelakangi pertimbangan fisik dan kelas sosial yanmg berlaku upah kerja wanita selalu nomor dua. Kapitalisme menghancurkan industri rumah tangga satu persatu. Satu superpabrik dengan multi produksi cukup untuk satu kota atau negara. Dan manusia pekerja tersedot ke dalamnya, termasuk wanita.Wanita pun akhirnya berduyun-duyun meninggalkan “istananya”, berbaur dengan pria memasuki pabrik untuk menjadi pekerja atau buruh dengan upah rendah. Ketika itu pula, mulai terdengar jerit tangis para balita yang pagi hari sudah kehilangan ibunya.“Dengan bekerja, saya bisa membelikan susu anak saya dan membelikan banyak mainan untuk mereka. Suatu hal yang sulit jika saya hanya mengandalkan gaji suami yang pas-pasan.” Demikian argumen yang sering kita dengar yang sepintas mungkin sangat manusiawi. Namun sayang, harga yang dibayar terlampau mahal dari hanya sekedar susu formula dan mainan anak-anak. Kasih sayang yang hilang, kecemasan, dan ketakutan anak-anak ketika ditinggal sang ibu, akan masuk ke alam bawah sadarnya dan mempengaruhi perkembangan pribadinya hingga kelak dia dewasa.

Pendidikan dien dan akhlak pun merupakan hal yang sangat sulit jika seharian hanya berinteraksi dengan pembantu dan dididik televisi. Lantas, bagaimanakah jadinya generasi ini? Motif yang lain yang lebih tinggi tinggi tingkatannya adalah motif psikologis dan tuntutan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat. Gerakan emansipasi yang didengungkan wanita barat telah berhasil memancing naluri wanita seantero bumi untuk berusaha menunjukkan eksistensinya. Wanita memang hebat. Banyak diantara wanita yang tidak kalah berhasil bahkan lebih berprestasi daripada kaum pria. Namun, di lain pihak, bisakah para wanita menjadi “super women” yang sukses dalam menjalankan peran gandanya? Jika kemudian statistik menunjukkan angka kriminalitas, perceraian, perselingkuhan meningkat dikarenakan terabaikannya keluarga sebagai basis pendidikan moral yang utama, sungguh, lagi-lagi harga yang dibayar terlalu mahal.

Suatu hal yang dilematis, memang, jika kemudian wanita bekerja didorong oleh tuntutan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah ia dapat. Oleh karena itu para wanita muslimah seharusnya mempelajari ilmu yang bermanfaat sesuai dengan kebutuhan wanita dan masyarakat walaupun tidak merupakan keharusan maupun fardu kifayah. Harus ada relevansi antara belajar dengan kebutuhannya sehingga wanita tidak menuntut sesuatu yang tidak diperlukan olehnya atau masyarakatnya. Jika keadaan memaksa hingga wanita musti bekerja di luar rumah, Islam telah memberikan batasannya. Yaitu: harus seizin walinya (ayah atau suami) untuk pekerjaan mubah, seperti mengajar anak putri atau menjadi perawat bagi pasien wanita; Tidak ikhtilat (campur baur) dengan pria atau berkhlawat dengan pria; Tidak bertabarruj dan memperlihatkan perhiasan atau kecantikannya; Tidak bersolek dan memekai parfum; Memakai hijab yang sesuai syari’at.Bagaimanapun juga, tempat bekerja wanita yang sesungguhnya dan yang paling mulia adalah di dalam rumahnya.

Disanalah wanita akan senantiasa terlindungi dan dapat lebih dekat dengan Allah manakala menetap di rumah, mencari ridha Allah dengan cara beribadah kepada-Nya, mencurahkan segenap kemampuan untuk mendidik sang buah hati, mentaati suami, dan memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga.Wanita yang hebat, bukanlah mereka yang harus bersaing berebut dunia dengan kaum pria. Wanita yang sukses adalah yang bertanggung jawab dengan tugas utama yang dianugerhakan Allah atasnya: mendidik generasi tangguh masa depan.

Sumber : Media Muslim Info

Dongeng Dalam Pendidikan

Bangsa koruptor, bangsa penipu, bangsa urakan, bangsa semau gue, bangsa tidak tertib..dan berbagai sebutan lain yang ditujukan pada bangsa kita sendiri yaitu Indonesia yang katanya lebih kurang 185 juta penduduknya bergama ISLAM !!! Bagaimana ini bisa terjadi ??!! Mengapa ?!!!

Jawabnya bisa banyak tapi...penulis membahas salah satunya saja yaitu : Pendidikan khususnya yang dilakukan oleh para ibu...ingatlah semboyan dari orang-orang arab Ibu adalah sekolah! Ibu adalah sosok perempuan yang tabah dan sabar untuk tidak pernah menurunkan gendongannya anaknya hingga lebih dari sembilan bulan. ..Dia yang berani mati mengeluarkan kita dari rahimnya dengan taruhan nyawa...yang melahirkan kita semua ..Ibu adalah insan yang begitu banyak jasanya terhadap berhasilnya sang anak dalam kehidupannya tapi juga bisa sebaliknya, ibu adalah manusia menjadi faktor terhadap hancurnya sang anak dalam kehidupannya, karena semua itu tak lepas dari peran ibu sebagai orang tuanya...Sebagaimana hadits Rasululloh sallallahu''alaihi wa sallam yang artinya: "Setiap bayi terlahir dalam keadaan fithrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya, Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.." (HR: Bukhari)

Ulama mengartikan fitrah itu adalah rasa cinta kepada dienul Al-Islam, menerima, dan menginginkan kebenaran, dan mengakui adanya Robb yang merupakan bakat dari setiap anak, namun peran pendidikan orang tuanya-lah yang menjadikan dia menjadi beraqidah, beribadah, berahklaq selain Islam. Sekarang coba mari kita lihat salah satu bentuk pendidikan anak yang mudah dilakukan baik orang tuanya pembantu rumah tangga, buruh pabrik, petani, pegawai kantor, pedagang, menteri, bahkan presiden...Yaitu berkisah DONGENG.

Mendongeng adalah suatu aktivitas bercerita suatu kisah entah khayal atau nyata yang biasanya diceritakan pada masa kanak-kanak. Dan biasanya cerita dongeng itu masih teringat oleh kita hingga dewasa karena di sana kita masih kecil dan minat mendengar dongeng kuat sekali alias kemampuan belajar tentang sesuatu di luar kita cukup besar. Sebagaimana pepatah Belajar di waktu muda seperti menulis di atas batu sedangkan belajar di waktu tua seperti menulis di permukaan air.Sekarang ada pertanyaan dari penulis untuk pembaca . Pernahkah anda mendengar kisah akhir yang mengenaskan dari sang kancil....tentu tidak pernah alias selalu lolos dari hukuman maut atas kecerdikannya (TIPUANNYA). Oleh karena itu perlu kami tengahkan nasehat Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu semoga Alloh Ta'ala merahmatinya tentang kisah-kisah.

Kisah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa, maka seorang pendidik selayaknya memperbanyak kisah-kisa yang bermanfaaat. dan itu banyak sekali terdapat dalam Al-Quran Al Karim dan sunnah-sunnah yang suci diantaranya, Kisah Ashabul Kahfi (penghuni gua), bertujuan untuk membentuk generasi yang beriman kepada Alloh, cinta kepada tauhid dan membenci kepada kemusyrikan. Kisah Isa alahi wasallam, bertujuan untuk menjelaskan bahwa beliau adalah hamba Allah dan bukan anak Allah sebagaimana anggapan kaum Nashrani, Kisah Yusuf alahi sallam, diantara tujuannya adalah untuk memperingatkan agar jangan sampai terjadi pergaulan campur aduk antara laki-laki dan perempuan, sebab akan membawa akibat yang sangat jelek, Kisah Yunus alahi wasallam, bertujuan untuk menekankan agar selalu ber-isti''anah (meminta pertolongan). Hanya kepada Allah saja lebih-lebih ketika ditimpa musibah. Kisah orang-orang yang terperangkap dalam gua yaitu kisah yang diceritakan oleh Nabi sallallahu''alaihi wa sallam untuk mengajarkan kepada para sahabatnya tentang bertawassul kepada Alloh dengan amal-amal sholeh seperti ridho kepada orang tua, memenuhi hak-hak pemiliknya, dan meninggalkan zina karena takut karena Alloh. Dan sunnah nabawiyah penuh dengan kisah-kisah yang bermanfaaat.

Singkat kata, maka hendaknya semua pengajar/pembina/pendidik memperbanyak kisah-kisah yang bermanfaat kepada anak didiknya, sebab kisah-kisah ini merupakan pembantu terbaik bagi pembinaan generasi. Disamping itu, hendaknya mereka harus berhati-hati, jangan sampai membawakan kisah-kisah jelek yang akan mendorong anak-anak didik mengambil pengalaman untuk melakukan pencurian, tindakan-tindakan keji, dan penyimpangan-penyimpangan tingkah laku. Sekarang coba kita renungkan bagaimanakah kalau kisah seperti Teletubies yang tokoh-tokohnya tidak jelas karakter wanita- prianya juga pembimbingnya bukan bapak ibu tapi dewa matahari(si bayi) dan si penyedot debu ... Sinchan dengan gaya tololnya dan kesukaan pada hal ''ngeres''/porno apalagi bapaknya dan ibunya yang kejam....Power Rangers, Ksatria Baja Hitam, dan semacamnya yang menggambarkan bahwa segala permasalahan hanya bisa dipecahkan dengan kekerasan/perkelahian...Doraemon dan tokoh-tokohnya yang pemalas (si Nobita), kejam (si Giant), licik dan sombong (si Tsuneo), penolong bak Dewa Serba Bisa (si Doraemon)..Tom & Jery, Donal Bebek dan semacamnya dikisahkan pada anak-anak..yang penuh adegan kekerasan dan penipuan untuk menghancurkan musuh di ajarkan pada anak didik kita. BAGAIMANAKAH NASIB GENERASI PENGGEMAR KISAH-KISAH INI !!!.

(Sumber Rujukan: Petunjuk Praktis bagi Pendidik Muslim ed 1, Muhammad bin Jamil Zainu, 1418 H)